
Otak kita disusun sedemikian rupa sehingga memiliki dua pembagian besar,
yakni Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar. Segala sesuatu yang kita ketahui
merupakan hal yang masuk melalui panca indera dan disimpan di dalam
kedua bagian tersebut. Seiring pertumbuhan kedewasaan, otak kita
mengembangkan kemampuannya untuk berpikir rasional dan kritis.
Hal
tersebut yang membuat kita mampu menimbang- nimbang dan mengambil
keputusan. Ketika seseorang menghipnotis Anda, sugesti yang disampaikan
akan meluncur ke dalam alam bawah sadar dan menciptakan reaksi-reaksi
ajaib di sana. Walaupun demikian, alam sadar Anda akan tetap berfungsi
dan akan mengambil alih kendali bila ada sugesti buruk yang disampaikan
pada Anda. Sugesti buruk bisa berarti sesuatu yang tidak Anda inginkan,
sesuatu yang bertentangan dengan moral Anda, sesuatu yang berbahaya,
dsb.
Sesuai
dengan penjelasan di atas, seseorang yang mengaku digendam, dihipnotis
hingga melakukan perbuatan cabul tertentu sudah dipastikan sebenarnya
sudah memiliki keinginan (minimal rasa penasaran) untuk melakukan
perbuatan tersebut. Seorang pelaku hipnotis hanya menggali,
mengeluarkan, memfasilitasi apa yang sudah ada terpendam di dalam
korban.
Bila seseorang tidak memiliki keinginan untuk bercinta atau
jenis-jenis hubungan seksual lainnya dengan Anda, maka tidak peduli
seberapa tinggi ilmu Anda atau seberapa banyak pengalaman Anda
menghipnotis, Anda tidak akan bisa mendorongnya kepada hal-hal yang
diinginkan. Pendeknya, kedua orang yang terlibat harus dalam kondisi mau
sama mau.
Jika kondisi tersebut sudah tercipta, maka Anda bisa bereksperimen
dengan apa saja yang bisa terpikir oleh Anda berdua. Semakin Anda
berfokus untuk meningkatkan kepuasan bersama (bukannya untuk egois),
semakin mudah Anda melakukan prosedur hipnotisme tersebut. Saya akan
jelaskan sedikit bagaimana melakukannya dalam artikel ini.
Anda dapat memulainya dengan meminta pasangan Anda mengambil posisi yang
nyaman, entah duduk atau berbaring. Lalu tanyakan apakah ia bersedia
mencoba sesuatu yang baru dan mengikuti permainan Anda. Jika ia
menyetujuinya, minta dia untuk menarik nafas yang panjang tiga sampai
lima kali, lalu pada hembusan nafas yang terakhir, gunakan jari Anda
untuk menutup kelopak matanya dengan lembut, sambil berkata “Bagus
sekali, sekarang tutup mata… dan biarkan seluruh tubuh lepas, rileks.”
Ucapakan kalimat tersebut dengan sangat perlahan, menggunakan suara yang
lembut dan setengah berbisik. Ketenangan tersebut, dipadu dengan
struktur kalimat, akan mengirimkan gelombang relaksasi yang sangat
menyenangkan ke seluruh tubuh pasangan Anda. Bahkan kadang ia akan
merasa merinding menjalar ke leher dan punggungnya. Tipe relaksasi
seperti itu akan memicu reaksi kimia di otak yang membuat kita merasa
aman dan melepaskan kendali. Semakin Anda mendramatisasi prosedur di
atas (misalnya, dengan meredupkan lampu terlebih dahulu, memasang lilin
aromaterapi, menyalakan lagujazz, dsb), semakin pasangan Anda akan terbuai tenggelam, sekaligus menikmati sugesti dari Anda.
Jika sudah sampai pada titik ini, Anda bebas untuk membuatnya
mengimajinasikan hal-hal erotis apapun yang bisa membuat aktifitas seks
Anda jauh lebih menyenangkan, termasuk membuatnya orgasme hanya lewat
kata-kata dan berbagai keajaiban lainnya. Hipnotisme untuk keperluan
seks seperti di atas sangat mungkin dilakukan, bahkan saya
menganjurkannya agar para pasangan berlatih menggunakannya untuk semakin
meningkatkan kualitas hubungan mereka.
Contoh: Seorang pria dapat
membantu kekasihnya untuk lebih mudah mengalami orgasme dengan cara
induksi relaksasi dan hipnotis. Seorang wanita juga dapat menggunakan
hipnotis untuk membantu sang kekasih untuk mempertahankan ereksi dan
menunda ejakulasi agar keduanya dapat bercinta dengan lebih lama.
Sekalipun saya belum memberitahu teknik-teknik menaruh sugesti ajaib itu
(hanya bisa dipelajari dalam pelatihan-pelatihan hipnotis yang saya
lakukan setiap bulannya), induksi relaksasi yang saya beritahu sudah
cukup untuk membawa kesegaran baru dalam petualangan cinta Anda. Jadi
sekali lagi, mungkinkah hipnotis untuk seks dan cabul? Tentu saja,
asalkan Anda dengan si dia memang bersepakat dan mau sama mau.